Ini bukan kisah Sotoji (Soto-zen) sebuah sekolah untuk belajar aliran Zen, atau negara China yang juga menjadi asal mula pembuat sohun/bihun dari tepung beras.
Ini kisah sebuah mangkok yang menemani makan siang penulis hari ini 🙂
Bermula dari pengumuman Lomba blog sotoji dari deblogger Komunitas Blogger depok untuk me-review produk sotoji yakni produk Soto Jamur Instan yang baru saja diluncurkan.
Soto jamur instan menggunakan bahan jamur tiram seperti diatas. (gambar diambil dari rahimnetwork.blogspot.com) unduh disini
Beberapa hari yang lalu penulis mendapatkan sampel produk Sotoji secara cuma-cuma untuk bahan review.Menarik sekali,sebuah usaha bisnis baru yang berani melakukan gebrakan teknik marketing yang kreatif dengan memberikan sampel secara gratis.
Setelah penulis mendapatkan kiriman sampel produk tersebut,inilah detik-detik pengujian bagi penulis untuk mengeluarkan segala kemampuan penulis dalam bidang masak-memasak . Dan tak lupa sebuah mangkok yang cantik ikut mejeng 🙂
Untuk menambah selera penulis juga menyiapkan bumbu dan sayur tambahan seperti tomat, jeruk nipis, dan daun bawang untuk penyedap aroma soto
Tak lupa penulis membeli krupuk emping sebagai teman makan sotoji nanti…
Penulis juga membeli telur dan sayur pendukung untuk melengkapi menikmati semangkok sotoji ini
Wah… di dalam amplop berwarna coklat ternyata ada 3 bungkus sotoji. Lumayan buat mengisi perut kosong neh… 🙂 Sekaligus menguji kemampuan penulis dalam hal kuliner hehehe…
Ini tampak depan bungkus sotoji ,soto jamur instan. Penasaran juga bagaimana sih rasa dari produk sotoji ini?
Di bungkus belakang terdapat panduan cara memasak sotoji. Setelah membaca cara memasaknya sepertinya tidak terlalu sulit. Sama dengan produk-produk mie instan yang lain. Jadi apa keistimewaan sotoji dibanding mie instan yang sudah beredar dipasaran?
Jamur tiram goreng (Sebelah kiri ) dan bahan sohun dari tepung beras (sebelah kanan). Kedua bahan ini yang mula-mula harus direbus dalam air mendidih.
Sesuai dengan petunjuk cara memasak di bungkus belakang sotoji tadi penulis pertama-tama merebus sohun dan jamur tiram goreng kedalam 400 cc air mendidih selama 2 menit sambil di aduk-aduk. Penulis menggunakan rice cooker untuk memasak sotoji ini.
Dalam sebungkus sotoji sudah terdapat minyak soto ,cabai bubuk dan bumbu penyedap (sebelah kiri ) dan sebungkus jamur tiram goreng (sebelah kanan)
Sambil menunggu sohun dan jamur direbus di atas rice cooker , penulis menyiapkan bumbu, minyak soto dan cabai bubuk di sebuah mangkok.
Kemudian campur sohun dan jamur tiram beserta kuahnya kedalam mangkok yang sudah ada bumbunya, aduk hingga rata.Untuk menambah selera makan, penulis menambahkan beberapa bahan tambahan seperti telur ayam , potongan jeruk nipis , daun seledri, irisan tomat dan emping goreng sebagai pelengkap dalam semangkok sotoji.
Sotoji soto jamur tiram instan siap dinikmati, Yuumiii…. dari tampilannya mengundang selera makan banget neh …:)
Setelah beberapa menit semangkok sotoji yang penulis siapkan tinggal tersisa kuahnya…bisa juga sotoji ini sebagai Program Sehari Tanpa Nasi :). Merujuk dari wikipedia bahasa Indonesia kata Bihun berasal dari bahasa Tionghoa, yaitu “Bi” artinya beras dan “hun” artinya tepung.
Karena perut masih lapar akhirnya kuah soto pun habis juga tak tersisa dari mangkok sebagai penutup acara makan siang penulis….
Pengen tahu lebih lanjut tentang produk sotoji (soto jamur instan ) ini, silakan kunjungi website sotoji diatas
Wow… ternyata di website sotoji juga menyediakan fasilitas pesan online melalui website order sotoji. Isi form pada tautan tersebut dan tunggu jamur instan akan dikirim ke alamat anda. Bank yang disupport untuk sementara melalui rekening Bank BCA, Bank Mandiri dan BNI
Begitulah kisah semangkok sotoji yang penulis bisa ceritakan hari ini, tinggal satu bungkus sotoji yang tersisa dan mangkok kosong yang sudah bersih menunggu tugas selanjutnya mengantar penulis menikmati makanan lain sebagai pelepas rasa lapar 🙂
Kesimpulan dan Saran
Alangkah baiknya Untuk jamur tiram goreng bila porsinya ditambah. jadi benar-benar terasa bahwa sotoji ini merupakan produk yang dominan menjual menu jamur olahan. Bahan jamur bagi penganut vegetarian bisa menjadi bahan pengganti rasa daging bila pandai mengolahnya. Harapan penulis dalam produk sotoji kedepan ada produk khusus untuk konsumsi vegetarian.
Meskipun penganut gaya hidup vegan belum begitu banyak di Indonesia. Tetapi gaya hidup vegan ini banyak diminati kaum menengah keatas perkotaan di Indonesia. Dan ini merupakan potensi pasar yang cukup besar yang belum tergali oleh produsen dalam negeri. Bila produsen sotoji berani mengemas produknya untuk menyasar kaum vegan, dengan produk jamur olahan. Bisa jadi produk -produk sotoji kelak, bakal diminati kaum vegan yang kesulitan menemukan produk makanan khusus vegan produk bangsa Indonesia sendiri.
Akhir kata Semoga sukses bisnis jamur olahannya. Selamat buat Sotoji atas peluncuran produknya 🙂